dimanche 14 janvier 2007

lullaby untuk Om Kris

Kami lepas kepergianmu dengan do'a dan rindu,

Tidurlah nyenyak beralas sejuk tanah yang dulu melahirkanmu.

Mimpilah yang indah, tentang hidup indah yang kini kau tinggalkan,

tentang hidup abadi yang kini kau jalani.

Sesekali singgahlah sejenak dalam mimpi menjelang pagi kami,

obati kangen rindu yang selalu memorak morandakan hati semenjak detik engkau pergi.

Detik dimana tiada lagi sahabat berbagi,

Tiada lagi sahabat bernyanyi,

Tiada lagi sahabat bermimpi...

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raajiun. Dust to dust, ashes to ashes. Teruntuk pamanda HBK,28/9/51-10/1/07.

CIPULARANG SUNSET

Apakah aku yang terlalu sentimentil ataukah memang belakangan langit senja selalu tampak seindah ini?

Sendiri memandangi siluet bukit kebun teh dan hutan jati berbingkai langit luas nan jernih warna permen, jingga yang memerah, kuning kunyit yang membiru dari balik jendela bis yang tengah melaju. Wajarkah bila kumerasa haru? Haru menyaksikan keindahan yang cuma terjadi sekali saja dan lekas berlalu. Tahu-tahu biru langit menjadi merah lalu ungu...Subhanallah...

Andai aku bisa memindahkan kenangan matahari terbenam dari kedua kamera digital di kanan kiri pangkal hidungku...kalian pasti setuju, kali ini aku tidak sentimentil. Senja kemarin memang amat indah dan megah.

-oleh-oleh dari sunset di Cisomang, maiden voyage lewat tol Cipularang. Om Kris's funeral-