jeudi 21 décembre 2006

Malam resah...
Awan gelisah...
Hujan tercurah...
Jalananpun basah...

Hatiku resah...
dirundung amarah...
Air mata bersimbah...
lantas merasa lelah...

mardi 28 novembre 2006

NOVEMBER RAIN

When I look into your eyes
I can see a love restrained
But darlin' when I hold you
Don't you know I feel the same
'Cause nothin' lasts forever
And we both know hearts can change
And it's hard to hold a candle
In the cold November rain

-November Rain, Guns n Roses-


Akhirnya tetes pertama hujan bulan November turun juga. Deras, teramat deras seolah begitu kangen setelah lama tak mengunjungi Jakarta yang panas berdebu dan panas meranggas.

Tidakkah bisa kau cium wangi air yang mendekap tanah? Tidakkah terasa merdu di telingamu senandung tetes-tetes hujan yang berbaris berderap di genting kantormu, rumahmu juga mobilmu? Tidakkah kau rasakan juga bahagia coklat rumput yang telah lama mengering?

Alhamdulillah.

HUJAN MENUJU BHUTAN

Aku terjebak derasnya hujan.
Sendirian di tepian jalan...
tanpa payung yang menaungiku hingga tujuan,
tanpa ada seseorang yang bisa kujadikan teman...

jalanan masih sepi tak banyak kendaraan
tiba-tiba melintaslah sebuah sedan
menghajar genangan air di sebuah cerukan
"Sedan setaaaaaaaaaaaann!!"
wajah dan bajuku mendadak belepotan
kecipratan genangan hujan si mobil sedan

Langit mendung masih saja mengejan
lambung angkasa bersekresi keluarkan hujan
menangis tersedu sedan keluarkan segala beban
seolah curhat padaku yang sendirian di tepian jalan.

jalanan mulai dipadati kendaraan...
seorang kenek kowanbisata jurusan kampung rambutan
melambai-lambaikan tangan padaku yang kedinginan
"masuk neng, di bagian depan!!"
padahal sesak penumpang tak lagi sisakan kesempatan
sehingga aku hanya bisa menggeleng enggan

Aku terjebak derasnya hujan.
Sendirian di tepian jalan...
menunggu angkutan jurusan rambutan
tanpa payung ataupun kawan yang menemani hingga tujuan

CUMA KAMU YANG BISA BEGITU

Cinta,
sudahkah kukatakan pada dirimu belakangan aku makin mencintaimu
meski kadang kau balikkan badanmu dan kau buang pandanganmu...

Sayang,
sudahkah kukatakan pada dirimu mengapa rasa sayangku makin sekeras karang
meski tak jarang jarak kau rentang menghalang...

sebab di separuh dirimu,
kugenapkan separuh diriku
sebab di senyum tawa candamu
kutemukan jawab bahagia rinduku
sebab di sedu sedan tangismu
kurasakan getir hidupku
sebab di kala kita saling bercanda maupun membisu
selalu bisa kunikmati dialog paling bermutu

sebab di hatiku
cuma ada dirimu
yang bisa membuatku tak jemu
selalu tersipu
dan
merindu

Sayang, apakah kamu juga cinta padaku?

mercredi 22 novembre 2006

LELAKI DI BALIK JENDELA

Lelaki di belakang jendela menerawang langit mendung yang menghalangi pandang. Tak ada yang tahu apa yang ada dibalik pikirnya yang biasanya jernih dan lapang. Lagu-lagu sendu mengalun di belakang, membuatnya mulai menghela nafas lebih panjang. Wahai lelaki yang tengah menerawang, apakah yang kiranya tengah kau kenang? Masa depan yang masih di awing atau masa lalu yang membuat hati berlubang-lubang?



Lelaki di belakang jendela pikirnya melayang pada keluarga yang ia sayang nun jauh di sudut dunia yang masih centang perenang. Andai ia bersama mereka sekarang, mungkin tak akan pernah dikenalnya rasa tersiksa kala rindu ganas menyerang. Lelaki di belakang jendela senyumnya terkembang, mengingat dua permata hati yang amat ia sayang. Ketika bunga-bunga tulip mekar di awal musim semi kelak pada kalian aku akan datang.



Lelaki di belakang jendela mengalihkan pandangnya pada kotak hitam yang telah menghubungkan kamarnya yang mungil pada dunia yang menghadang, berbincang dengan beberapa kawan yang seolah hadir berhadapan padahal ada belasan jam waktu terentang. Lelaki di belakang jendela, baginya jarak bukanlah penghalang sebuah persahabatan menjadi lekang.



Lelaki di belakang jendela jemarinya mulai menuliskan kisah di punggung keyboardnya, tentang gelisah pada malam-malam yang tak berbintang, tentang rindu pada ayah bunda yang lebih dahulu berpulang dan hati yang senang maupun meradang. Lelaki di belakang jendela, tekadnya sekeras karang, kekesalannya kadang menjadi radang, diamnya menghanyutkan bagai danau tenang dan riangnya selalu mengajak dunia ikut berdendang.



Lelaki di belakang jendela menerawang menatap senja yang tak lagi terang. Dikenangnya jatuh bangun perjuangannya untuk mendapatkan apa yang dimilikinya sekarang. Mengejar mimpi yang dari dulu selalu terbayang, terbang melayang tak terhalang diantara bintang-bintang. Lelaki di belakang jendela menerawang menatap langit malam dan tersenyum berbisik pada bayangan lelaki serupa dirinya di pantulan jendela kamarnya, “Ayo kita pulang…”

lundi 13 novembre 2006

DARI MASA LALU

Di detik ini herman hesse menuliskan siddharta di punggung tangan seorang gautama yang terus menyeka keringat sehabis berlari cepat bagai lima peluru yang baru saja dilepaskannya ke udara sementara fifi alone duduk menunggunya sambil meneriakkan gloria in excelsis dio meski suaranya tidak segarang gloria gaynor saat menggumamkan I will survive!

Ribuan detik sebelum ini seorang agen rahasia mencari jejak sun signs yang ditinggalkan linda goodman disepanjang lorong-lorong yogyakarta suddenly happywounded karena tertabrak oleh gerobak penjual noodle gorillaz yang terlalu sibuk mengorek upil, membersihkan jigong agar lambenya bisa bicara “are you lost little girl?” katanya padaku sambil menyorongkan dua buah sikat gigi pepsodent merah dan biru yang selalu tertinggal di motor silvernya.

Di detik itu she whispered a blindfolded wish before his ears no mes ames, don’t love me tapi dia membalas dengan suara bob tutupoly-nya ( tepat di pukul 11.27 siang hari jumat) everytime I received a sms/call from you he was deg-degan karena itu aku jadi semakin sentimental dan suka melihatnya begitu licik dan sok tau ngomong latin in hora amor mortae sampaikan salamku pada hening ave silencia.

Ribuan detik didepan detik ini tingtungtingtungtingtung! Ia menekan bel dimuka sebuah pintu surga antik ukiran madura monggo pinarak oh terima kasih tante katanya ia akan menambahkan lima huruf namanya dibelakang nama saya tiga ratus enam puluh lima hari lagi setelah detik itu dia menanyakan padanya bagaimana caranya membunuh kenangan yang mengerak didasar hot plate udang pedas.

Di detik detik yang akan datang. a lonely dancer tetap berdiri diatas gelombang waktu dalam seratus tahun kesunyian laksana garcia marquez menanti sang silent seeker yang terus melaju bagai lima butir peluru yang barusan dilepaskannya ke udara sambil berteriak tanya bagaimanakah caranya membalaskan rindu dendam antara kau dan aku?

Yogyakarta, 28 Mei 2003
A souvenir from a suicidal journey to the east

BoelVadag'sHappyWounded

Adalah karena
Kaulawan
Sunyi
Saat seharusnya
Kau memeluknya

Adalah karena
Kau balut luka
Saat seharusnya
Kau biarkan
Ia
Mengering
Pada saatnya
Pada musimnya

Adalah karena
Kau coba tenangkan
Rasa gatal-gatal itu
Saat seharusnya
Kau menggaruknya

AKU

aku kiki.
separuh diriku adalah air yang terus mengalir...
separuhnya lagi adalah cadas yang keras........
separuh lainnya adalah api yang menghanguskan.
separuh lainnya adalah angin yang sejuk dan setia
...........dan aku tidak mengenali separuh lainnya
Tunjukkan seringaimu hai pembunuh kata!
jangan kau bersembunyi dibalik ganas aksara!!

ROLET RUSIA

siapa yang akan lebih dahulu menarik picu?
kau?
atau aku?
siapa yang akan lebih dahulu tertembus peluru?
kau?
atau aku?

ps: kelak kenanglah aku hanya bilamana perlu..

KADO

apakah sudah kau terima
paket bersampul coklat
isi kupu-kupu perak
yang kutangkap dari taman hatiku?
sebagai hadiahku untuk ulang tahunmu

SETIAP

Setiap (1)

Setiap kali melulu wajahmu yang mengisi benakku.
Setiap kali melulu tutur merdumu menambur gendang telingaku.
Setiap kali melulu sikap emosimu yang menghuni pelupukku.

Setiap kali melulu aku bertanya dan tersipu:
Bagaimana caranya semenit saja melupakanmu?

Setiap (2)

Kenapa setiap kali aku merasa
Bagai anak domba yang kau panggil merumput di ladang hatimu
dengan dendang kupu-kupu yang memanjakanku,
lantas tiba-tiba terjebak dalam benteng kawat berduri
yang tiba-tiba kau pancang mengelilingi hatimu.
Tak ada celah untukku keluar, aku tersangkut pilu.
Berdarah-darah dan sunyi,
Sendirian terkait di kawat berduri yang mengelilingi hatimu.

i love you for sentimental reasons

Kadangkala aku bertanya-tanya bagaimanakah kelak episode ini berakhir? Apakah kisahku dengannya akan ditutup dengan kalimat “dan merekapun hidup bahagia selama-lamanya” bak dongeng Cinderella? Aku tak tahu. Lagipula, bagaimana kau mendefinisikan bahagia, apalagi dengan embel-embel ‘selama-lamanya’? seberapa lamakah selama-lamanya itu? Adakah bahagia yang selamanya macam itu? Ah, pernahkah kau bertanya-tanya juga, apa yang terjadi pada Cinderella dan pangerannya setelah kata “bahagia selama-lamanya”? Bagaimana cara mereka mengatasi masalah dan berbaikan lagi setelah mereka berselisih paham dan bertengkar karena hal-hal yang mungkin seharusnya tidak dipertengkarkan? Apakah Cinderella dan pangeran masih bergenggam tangan dan menatap mesra saat mereka sudah berusia senja? Apakah kita akan bersama dan hidup bahagia selamanya? Aku sungguh tak tahu. Tapi aku ingin sekali berkesempatan mencoba kemungkinan-kemungkinan itu.

Ada berapa kemungkinan cerita yang mungkin kumiliki dalam sepenggalan kisah hidup? Kisah ini bisa berlanjut menjadi kisah yang mana saja. Aku berdebar setiap kali memikirkan belasan bahkan puluhan kemungkinan arah selanjutnya kisahku dengannya. Aku seringkali merekonstruksi lagi kenangan-kenangan dengannya dan kadang aku mengulang beberapa bagian yang kusukai sampai beberapa kali. Aku tak punya banyak benda yang bisa kukenang darinya, kecuali kenangan-kenangan kami. Apakah ia juga pernah memikirkanku dan mengenangku? Aku tak tahu...

Aku tak percaya akhirnya kukatakan juga semua perasaan ini kepadanya. Banyak orang berpikir perempuan seharusnya diam. Menunggu. Berburu dengan pasif. Tapi kali ini aku tak bisa seperti itu lagi. Aku akan mengatakan apa yang bisa kukatakan hari ini, karena mungkin saja esok aku tidak akan punya kesempatan untuk mengatakan padanya. Aku tidak ingin menyesalinya. Aku tidak ingin menimbun lebih banyak harapan dan kenangan bila perasaan tidak berbalas. Mungkin ini hanya semata masalah waktu: sekarang atau nanti.

Ah, andai aku bisa memiliki waktu...
Tapi itu tak mungkin. Tak seorangpun bisa menggenggamnya atau menahan lajunya. Aku tengah berpacu dengan waktu, mungkin ia juga begitu...kita tak pernah tahu atau sadar betapa lajunya waktu berlari. Tahu-tahu pesta dansa Cinderella sudah hampir selesai. Jangan sampai kereta kencana berubah lagi menjadi labu sebelum aku sempat menaikinya dan tiba di rumah dengan selamat. Aku hanya merasa harus melakukan apa yang harus kulakukan.

Sebab itu kukatakan padanya, pemuda yang menyengat hati itu bahwa aku sangat menyayanginya dan merasa begitu beruntung pernah mengenalnya. Ia membantuku menjadi orang yang lebih baik dan ia membuatku percaya adanya ketulusan yang tak pamrih. Kuharap ia juga merasakan apa yang aku rasakan. Pun andai tidak, aku ingin meminta ijinnya untuk boleh terus menyimpan kenangan tentang dirinya dalam sudut khusus yang terjaga aman di hatiku dan aku ingin meyakinkannya bahwa ikatan hati kami tak akan kubiarkan renggang apapun yang terjadi. Aku masih menunggunya disini. Aku ingin dia tahu bahwa ada seseorang di dunia ini yang teramat menyayanginya dan menunggunya kembali...

for my beloved soulmate, whoever you are God gave me :)
...i know somewhere, there is someone waiting for me.

THE PRAYER

Ingatkah kau, suatu ketika di joglo pinggir kali,
Ketika Ahad datang berseri dan hati kita tengah terbakar api.
Kita duduk berdua di amben kayu jati, terdiam membiarkan semua kata dilumat sunyi.
Kulihat pandangmu jauh melintasi hamparan pasir gunung Merapi,
Melompati tumpukan kayu bakar dan perempuan berkebaya yang menyapu halaman dengan sapu lidi.
Bara merah melompat jatuh dari rokok diselipan jemari...
“Seharusnya tak kubiarkan kau kemari, hai belahan diri...”
“Aku berjanji tak akan jatuh hati...”
“Mungkin kau tidak...tapi kau tak tahu siapa yang kau hadapi. Sejak awal sudah kukatakan hatiku telah kau kuasai!”

Sehelai daun hijau tua jatuh dan masuk kali. Mengapa kita tak boleh saling memiliki?

*****

Sore hampir tamat. Ia masih terpaku berdiri di sisi jendela kantornya yang menghadap ke barat, menerawang jauh melintasi gedung-gedung yang seolah berebutan menggapai awan jingga. Dimatanya yang berkaca-kaca tersimpan kepingan-kepingan harapan. Ia menghela nafasnya begitu panjang, seperti setengah berharap dapat menghirup seluruh kekuatan di dunia untuk masuk ke dalam tubuhnya. Tembang The Prayer milik Josh Groban sendu mengalun melatari kebekuan waktu.
“I pray you’ll be alright...”

Ia berjuang menahan jebolnya tanggul air mata yang siap merangsek dari setiap kerjapan matanya. Ia melirik jamnya. Sudah 2400 jam 24 menit dan 24 detik sejak perjumpaan terakhir mereka. Dalam hati ia berdo’a agar lelaki itu baik-baik saja. I’ll pray you’ll be alright.

Sekali lagi ia menghela nafasnya begitu panjang. Ia tengah mencari kabar kekasihnya dibalik tebaran awan yang mulai berubah merah keunguan. Apakah kekasihnya baik-baik saja? Apakah kekasihnya bahagia? Apakah kekasihnya pernah memikirkan dirinya sebanyak ia memikirkannya? Apakah kekasihnya masih mengingat kenangan terakhir mereka yang saat ini sedang diingatnya begitu ia mendengarkan lagu ini? Apakah kekasihnya pernah berusaha mencarinya...menghubungi polisi, menelepon program tali kasih di stasiun televisi, mengumumkan di koran dan radio atau bahkan sekedar mencarinya dibalik tebaran awan yang mulai berubah merah keunguan?

Ia beringsut menuju komputernya. Suara Josh Groban masih saja memenuhi ruang kerja dan ruang hatinya. Ia sudah clicked button Internet Explorer. Ia masih mengingat e-mailnya. Ia berpikir untuk menyapanya lewat sebaris kalimat basa basi yang amat basi, namun ia segera mengurungkan niatnya. Bukankah sudah 2400 jam 24 menit dan 24 detik sejak perjumpaan terakhir mereka, lelaki itu tak pernah lagi membalas sapanya meski cuma satu kata? Dulu ia bahkan sempat menulisi surat yang begitu panjang bercerita tentang perasaan dan kerinduannya, namun lagi-lagi semuanya tak berbalas. Begitulah, sejak itu ia berusaha lebih menahan diri dan tahu diri untuk tidak menghubunginya lagi. Tanda seru telah dibubuhkan pada kalimat penutup kisah mereka.

Ia kembali bersandar di jendela. Suara Josh Groban baru memasuki menit ke 2, masih pada lagu yang sama, yang sudah diputar lagi untuk ke 7 kalinya. Merah langit mulai terburai menjadi ungu. Ia mulai merasa lelah, marah dan hilang arah. Mengapa ia harus terlahir dengan keyakinan yang berbeda dengannya? Mengapa harus ada begitu banyak Tuhan apabila dunia berkata semua menuju yang Satu semata dan demi tujuan yang satu jua? Mengapa Tuhan harus mempertemukan dan menanamkan cinta di hati sepasang anak manusia bila mereka harus dipisahkan lagi atas Nama-Nya juga?

Ia lantas kembali bergerak menjauhi jendela untuk meraih telpon genggamnya. Tidak ada sms ataupun missed call dari belahan jiwanya dan seperti kemarin dan kemarin dan kemarinnya kemarinnya kemarinnya kemarin, ia segera mendial satu nama. Belahan Jiwa. Ia ingin sekali menyatakan segenap kerinduannya, betapa inginnya ia kembali pada suatu Minggu dua puluh delapan November pagi 2400 jam 24 menit dan 24 detik yang lalu...saat untuk terakhir kalinya mereka bertemu di sebuah joglo di kaki Merapi. Namun seperti juga kemarin dan kemarin dan kemarinnya kemarinnya kemarinnya kemarin, ia segera saja mematikan teleponnya bahkan sebelum nada sambung berbunyi. Kesal dengan dirinya, ia segera membuka pintu teras kantornya yang terletak di lantai sembilan dan melempar jauh-jauh telepon genggamnya.
I'll pray she'll be allright

Buat Arya dan Febri. I'll pray you'll be allright

mercredi 18 octobre 2006

Doa

menjelang bulan suci berakhir...

kupanjatkan doa padamu Tuhan..
agar berikan kelapangan hati untuk memaafkan mereka yang pernah menyakitiku
dan memberikanku kelapangan hati untuk meminta maaf sepenuh hati pada mereka yang pernah kusakiti.

vendredi 30 juin 2006

JATUH CINTA 2

kusembunyikan perasaanku yang mulai memerah mawar di celah tuts-tuts huruf di keyboard komputerku.
uselipkan diam-diam cemas rinduku di balik canda kata-kata puisiku.
kuhindarkan namamu dari ucap lidahku dan kusingkirkan tawa lepasmu yang begitu kurindu dari daftar penyebab merahnya pipi bulatku.
dan diam-diam setiap malam
kupandangi lagi senyum bekumu dalam sehelai kertas yang terbingkai kayu sungkai.

selalu saja mataku lama terpaku disitu
dan hatiku kian merindu...
menunggu...

mercredi 28 juin 2006

JATUH CINTA 1

Kenapa kau biarkan aku jatuh cinta sendirian padamu?
Kenapa kau biarkan dirimu memesonakanku?
Kenapa kau tawan hatiku bagai pijar petromaks mematikan laron?

Kenapa?


sedang gedubrakan jatuh cinta setengah mati.

mardi 20 juin 2006

murid-muridku,
tegurlah keras diriku,
apabila aku hanya mengajarimu
membaca dan mengeja kata
tanpa membuatmu paham makna
hidupmu di dunia haruslah bahagia
dan mengurangi sebanyak mungkin nestapa.

jangan ragu untuk berteriak protes
kalau aku tak bisa membuatmu sadar bahwa hidup bukan cuma main Pe-Es
atau sekedar ikutan les-les yang tak kunjung membuat otakmu beres
tanpa membuatmu sadar ada teman-teman seumurmu
harus keliling kampung menjual es,
supaya bisa tebus spp dan ikut ujian atawa tes.

murid-muridku,
jangan biarkan aku cuma mengajarmu berhitung
jika masih kubiarkan kau hanya bisa cari untung
dengan memotong keringat orang lain menjadi buntung.
jangan biarkan aku cuma mengajarimu cara mengali
tanpa pernah tahu caranya membagi
ingatkan aku untuk mengajarimu matematika nurani,
agar kau tahu bagaimana menambah amal, mengurangi dosa
agar kau ngerti bahwa membagi lebih banyak
takkan pernah mengurangi kekayaan dan harga diri.

murid-muridku,
ingatkan aku agar tak lelah mengajarmu dan diriku
bagaimana caranya menjadi manusia
sebenar-benar manusia

no preservatives

kucoba awetkan kenangan-kenangan hidupku
dalam deretan toples-toples kaca bening yang steril.
kulabel setiap toples dengan tulisan tangan sederhana
barcode dan tanggal produksi tertera di bagian samping.
tapi kolom kadaluarsa masih saja kosong.
aku curiga kenangan hidupku takkan pernah basi
sendirinya awet tanpa pengawet.
manis tanpa pemanis
mematikan tanpa racun
terkadang berdarah tanpa luka.

jeudi 15 juin 2006

hanya padaMU

Bulan jingga melubangi malam
yang hangus dan legam
diranggas rindu dendam

bahkan kerlip bintang berceceran
seakan enggan berkawan bulan
yang sedari tadi termenung sendirian

sia-sia meminta angin hembuskan dingin
pada rindu yang begitu ingin
percuma saja memaksa salju bekukan kalbu
kalau hati masih begitu menggebu-gebu

malam masih saja sendirian
cerminan rinduku pada-Mu

lundi 12 juin 2006

...

Aku sudah berdoa seharian
tapi tampaknya Tuhan sedang bepergian..
tapi memang sudah seharusnya, bukan?
aku harus bersiap untuk tidak siap
bahwa dia mati jika diamati

.......

"lho kamu belum mati juga?"
"belum...katanya mereka belum selesai membangun surga"

.......

samedi 10 juin 2006

LOVE = LOST+NAIVE

please remember to remember me
and please forget to forget me
even if you remember to forget me,
please remember to forget to remember me.
once i want to forget to remember you
but i just forget not to forget you.
no matter how hard i try to forget you
i always remember to remember you
mengingatmu lebih baik dari mengenangmu.
namun mengenangmu jauh lebih baik daripada mengenyahkanmu dari ruang kosong itu

RINDU

Setiap kali memandangmu...
aku hanya berharap dapat mengatakan sesuatu,
seperti : aku cinta padamu.
tapi entah mengapa aku hanya bisa berkata dalam bisu
dan memandang penuh rindu padamu hanya dalam kelu,
meski kau selalu ada disitu..
disebelahku.

SUDAHLAH, BANG!

mungkin memang sudah saatnya kita lupakan saja semua hal ini, bang.
aku lelah sudah terlalu lama mengambang
dan merasa gamang.
masa depan ternyata tak terlalu terang,
bahkan mimpipun tak ada ruang untuk mengawang.
percuma saja,bang...
bila bersama hanya akan membuat hati kita semakin berlubang
dan hanya duka yang kelak melulu kita kenang.
ini bukan soal kalah atau menang,
tapi pilihan untuk menuruti kekang
atau melayang terbang.
kita sudah lama tahu itu,bang..
bahwa akan ada jarak yang terentang
dan perasaan akan centang perenang..
kita sudahi saja sampai disini, bang!
ayo kita terima saja kenyataan hati kita tak sepadas batu karang,
sebab begitu mudah terkikis oleh ombak yang konstan menerjang,
menghablur hancur menjadi serpihan pasir disela lekuk karang.
aku tak menyalahkanmu, bang

I MISS THE CRANBERRIES TIME

I'm Free to Decide, to follow my Animal Instict and Bury the Hatched or act like a Zombie.
I'm Free to Decide, where would i go to find my Salvation.
I'm Free to Decide, if i want to stay here in my room,snuggle under my blanket or just Wake Up and Smell the Coffee.
Desperate and Disappointment is no longer here, you may Go Your Own WayI do respect any Reason, even a Ridiculous Thoughts.
SING WITH ME!
It's not worth anything more than this at all.
I'll live as I choose, or I will not live at all.
So return to where you come from.
Return to where you dwell,
Because harassment’s not my forte,
But you do it very well.
I'm free to decide.
I'm free to decide,
And I'm not so suicidal after all.
I'm free to decide.
I'm free to decide,
And I'm not so suicidal after all, At all,
at all, at all.
You must have nothing more with your time to do.
There's a war in Russia and Sarajevo too.
So to hell with what you're thinking,
And to hell with your narrow mind.
Your so distracted from the real thing.
You should leave your life behind.

birthday gift from Nietzsche

Kamu bagiku adalah laut.
Sekali waktu pernah datang seperti tsunami ke pantaiku.
Kemudian reda.
Tetapi laut tetap laut.
Bukan pasir.
Didalam dirimu semua rahasiaku
Kamu adalah pelabuhan pikirku.
Lautmu adalah muara semua
segala rahasiaku.

23/09/03

peradaban?

adalah ketika dalam bisa kota jurusan ciputat -blok m pada suatu minggu malam yang hujan, sang supir mengeluarkan nokia layar warna dan berkata : "halo, sayang...iya, mas lagi narik nih.tumben nelepon.iya..oh,ya disini ujan juga. udah deket lebak bulus. nanti kamu telepon lagi ya, yang. takut nabrak, yang sedih kan kamu juga. iya..mmmuaaahhhh"

afeksi?

adalah ketika kudengar : "miyung..miyung..pus, cini cayang" dari mulut seorang preman berambut merah gondrong yang selalu nongkrong diperempatan bintaro-kampung utan. lalu tangannya yang penuh tato terulur membelai anak kucing abu-abu yang sedari tadi duduk disebelahnya dan memandangnya di kursi panjang depan kios.

represi?

adalah ketika seorang polisi bernama ajip sukarna menampar supir angkot pondok labu-ciputat tanpa sim dan stnk yang kutumpangi dan berteriak, "emang kamu pikir sekolah saya murah? saya sudah habis satu motor dan tanah. awas luh kalau besok nggak ngasih pekgo gua. masih untung nggak gua bui". padahal itu adalah senja yang hangat dan indah.

kemiskinan?

adalah ketika kubaca di koran mengenai pembunuhan karena selembar uang lima ribu rupiah dan sebentuk anting imitasi. adalah kisah tentang anak-anak umur 6-13 tahun yang dipekerjakan di jermal lepas pantai. bertarung hidup demi tiga lembar puluhan ribu. adalah kisah bunga-bunga mungil setengah mekar yang dipetik terlalu dini atas kehendak bunda yang keji dan hanya silau materi. sementara murid-muridku disekolah membanggakan mainan ratusan ribu yang kemarin dibeli di pondok indah mall dan liburan terakhir ke pelosok-pelosok dunia.

29/09/03

REUNI TERAKHIR

Sebuah cerpen

Malam baru saja rebah saat ia menghampiriku di pojokan kotanya. “Kau datang juga akhirnya,Tung” Matanya yang menyorotkan ketakterdugaan samudra itu menatapku tajam. Ah, mata itu…sudah berapa lama sejak terakhir kali ia mengusirku dengan kerlingan matanya di ujung jalan kota ini yang gersang berdebu? “Aku selalu datang, Ting…Hmmm. Akhirnya kau mau menemuiku juga, Ting”. Matanya tersenyum. Bibirnya tidak. “Ayo!” *** Malam di kotanya selalu meruapkan bau kebimbangan. Antara hidup dan tak hidup, antara cinta dan tak cinta. Seperti juga dia. The man who lives forever in between land.


Kami berdua duduk diatas pagar tembok ujung sebuah mini market 24 jam di depan sebuah pertigaan. Berdua kami bersandar pada dinding kios rokok bercat hijau metalik yang telah tutup, menatap gedung bank pembangunan daerah di depan kami. “Bank, Tung...apa mereka juga punya deposit box untuk kenangan-kenangan kita di dalam sana?” suaranya seperti bunyi sunyi. Aku menunduk. Sudut ini begitu gelap. Kota masih lelap didekap senyap. Betapa sulit membunuh kenangan. Kenangan yang dalam 2 tahun perpisahan kami pun masih saja meneteskan merah darah. Dan seperti katanya, aku tahu sia-sia saja mencoba membalut luka saat semuanya masih berdarah, masih bernanah. Ia pernah bilang, “Biarkan lukamu mengering pada masanya, pada waktunya, Tung”.


Tujuh ratus tiga puluh empat hari aku berusaha melupakanmu, Ting. Selama itu. Dan aku masih saja gagal. Tidakkah mekanisme kenangan begitu absurd, sayang? Adakalanya kau mencoba mengumpulkan segala sesuatu agar kenangan tetap membayang, sementara adakalanya pula kau tak bisa melupakan meski kenangan telah kau buang. Aku pernah bertanya pada seseorang ahli forensik, saat kau mengotopsi seseorang, apakah yang kau temukan pada otak seseorang yang mati karena begitu perih merindu? Anak-anak yang dibuang orangtuanya, kakek nenek yang dilupa anak cucunya dan orang-orang yang rindu pada kehidupan bahagia itu? Dimana kau temukan jejak rindunya? Pada hepar yang telah berhenti berdebar atau pada seonggok spons kekuningan dalam kranium yang sering berangan-angan? Ia tidak tahu. Ia tidak bisa membedakan otak orang yang jatuh cinta dan yang membenci dan ia tidak peduli. “ Ah, bukankan beda cinta dan benci juga lebih tipis dari membran yang paling tipis?”.


Kau mengeluarkan sebungkus Gudang Garam merah dan mulai menyulut satu. Ia masih merokok saja, meski dia tahu aku benci itu. Tapi aku sangat menikmati melihat pendar wajahnya dalam dramatisnya sepercik api di tudungan langit malam? Ahha! Tidakkah sekarang kau mengerti bahwa beda cinta dan benci memang begitu tipis? Kau menyungging senyum setipis beda keduanya “Kau pasti sebal aku masih merokok...ah, kau memang seharusnya benci padaku. Merokok atau tidak merokok. Aku memang brengsek, Tung”. Aku diam saja dan merebut lembut rokok itu dari sela jemarinya. Aku menghisapnya perlahan. Dalam dan pelan...teramat pelan. Kau terkejut tapi berhasil meredamnya dengan baik. Kau menatapku dalam raut kesima.

“ Aku tidak pernah tahu perempuan baik-baik dan berjilbab macam kamu bisa merokok”.

“ Aku juga tidak...tapi kenapa harus peduli? Lagipula rokok itu makruh,kau tahu artinya?”

“ Yeahh..”

Ia mengeluarkan sebatang lagi dan kami berdua hanya menghirup nikotin itu dalam-dalam dan pelan-pelan dalam sunyi. Sunyi yang amat cerewet. Malam menghantar kalimat-kalimat yang tak terucapkan.

Kau menarik nafas panjang setelah batang keempat.

“Kau pikir aku juga tak pernah rindu padamu, Tung? Ah, kenapa kau pikir begitu?” Tentu saja kau tahu jawabnya mengapa kau pikir begitu. Kau tak pernah peduli, tak pernah menyapa lagi dan tega membiarkan inginku jadi dingin yang berlalu bersama angin.

“Kau tahu, Tung? Membuat konklusi prematur tentang perasaan seseorang padamu adalah kejahatan yang amat serius. Aku bisa menuntutmu untuk itu” . kau tersenyum.

“ Aku bisa menuntutmu terlebih dahulu atas kejahatan yang lebih serius, Ting”

“ Apa? Memangnya aku pernah memerkosa kamu? Hahaha...kamu satu-satunya pacarku yang masih perawan dan aku menghormati pilihanmu. Aku setengah mati berusaha tak menyentuhmu sama sekali. What could be worse than that? Hahahaha” . kami terkekeh pelan bersamaan kali ini..lalu terdiam lagi.

“ Kau memutilasi hidupku. Kau curi lantas kau campakkan begitu saja hatiku. Sulit bagiku untuk hidup seperti sediakala lagi, Ting. I was heavily paralyzed”.

“ Kau tahu dari awal aku memang seperti itu, kan? Hhhh...yang mungkin tak kau tahu adalah kau juga melumpuhkan hatiku, Tung. Aku tu sayang sekali sama kamu. Kau tahu itu? Kurasa tidak. Bukannya aku tidak pernah mencoba untuk mencintai perempuan-perempuan lain setelah kepergianmu. Ternyata belajar jatuh cinta itu sulitnya bukan main. Kau tahu bukan, aku tak bisa dan tak pernah terbiasa untuk menyandarkan hatiku pada sesiapapun.”

“ Aku tahu “

“ Mencintai itu luka, Tung. Merindukan itu kalah dan cemburu itu bunuh diri bagi hati. Kau tahu rasanya ketika kau bersama dengan lelaki itu? Aku meranggas mati!”

“ Lelaki mana?”

“ Lelaki yang bisa mengembalikan lagi kepercayaanmu pada cinta”

“ Bagaimana kau...”

“ Web blog-mu. Aku membacanya tiap hari”

“ Tapi bagaimana mungkin kau menemukannya? Aku tak pernah beritahu sesiapa” “ Mungkin aku terlalu mengenal dirimu. Mungkin aku tidak sengaja meng-google apapun yang berkaitan dengan kamu, Tung. Nama panggilan kesayangan kita, nama kucingmu..ibumu..apapun. Mungkin waktu itu aku cuma sedang terlalu kangen namun tak punya cukup keberanian untuk menghubungimu dan mengatakannya padamu. Waktu itulah aku menemukan blog-mu. Setiap apa yang kau tulis disitu kuanggap merupakan bagian dari caramu untuk berkomunikasi denganku. Kau berhasil”

Aku tidak pernah berharap dia akan membaca semua tumpahan perasaan yang tertulis dalam sebuah blog yang rasanya alamatnya tak akan pernah diketahui oleh sesiapa. Aku memang tak biasa mengungkapkan perasaanku. Aku menuliskannya, aku merasakannya. Merasa, bergerak dan menjelma kisah. Aku sudah lama kehilangan kepercayaanku pada kepercayaanku pada orang lain. Aku tidak tahu apakah memang begitu sifat manusia. Dua sahabat saling memercayakan rahasia mereka pada satu sama lain, namun saling berlomba menjatuhkan nama dan membonkar borok aib saat mereka berseteru. Aku tidak suka itu. Aku juga sudah lama kehilangan kepercayaan pada cinta. Aku tak lagi percaya. Peperangan dan pembunuhan terkejam pun dilakukan atas dasar cinta. Cinta pada kekasih, pada Tuhan, pada harta..pada apapun. Kau lihat apa yang terjadi di palagan Bubat? Kau tahu apa yang menyebabkan terbunuhnya jutaan orang dalam revolusi kebudayaan Cina? Itu semua karena cinta. Aku tidak tahu pada apa dan siapa lagi aku bisa percaya, kecuali pada Tuhanku.

“ Aku sayang kamu Tung”

“ Aku juga...tapi aku memendam marah padamu, Ting...marah yang kelewat merah dan berdarah”

“ Aku tahu, Tung”

“ Kau memberiku sayap dan membawaku menikmati indahnya dunia, tapi kau yang mematahkannya. Tanpa sebab kau membuat malam-malamku berakhir sembab.”

“ Aku...”

“ Dulu kuanggap kau salah satu cahaya hatiku, Ting...Aku lupa, cahaya yang terang bisa menerangi atau malah membutakan. Ternyata kau cahaya yang membutakanku.”

“Aku berjanji kali ini tidak akan ada lagi sakit hati. Aku kira selama ini aku berhasil memenangkan pertandingan ego ini. ternyata tidak. Aku kalah karena aku tidak bisa menahan diri untuk menghubungimu lagi. Kau juga kalah karena kau bersedia menemuiku lagi meski kita sama-sama tahu aku sudah banyak mengabaikan dan menyakitimu”

“ Tapi ini bukan soal kalah atau menang, Ting. Tapi pilihan untuk tinggal. Kita sudah lama tahu ini akan terjadi. Bahwa akan ada jarak terentang dan perasaan kita akan centang perenang. Kau bermasalah dengan komitmen, aku pun. Kau tak pernah ingin terikat dan aku....Aku sudah jenuh dan ingin segera berlabuh dan membuang sauh. Aku tak ingin memaksa sesiapapun. I’d rather be alone than unhappy.”

“ Maaf ...” Kau terdiam...aku juga. Bergantian menunduk dan menatap bank pembangunan daerah di depan kami. Andai ada alat penghancur kenangan, semahal apapun itu pasti akan kubeli. Untukku satu dan untukmu satu. Angin menghembus pikirku entah kemana. Aneh sekali mengingat bagaimana perasaan bekerja. Sepasang manusia bertemu, tersipu dan bersatu...lalu mungkin jemu lantas berseteru. Kita tak pernah saling mengenal sebelumnya Ting, lalu kau datang memorak morandakan hidupku. Kita menemukan begitu banyak persamaan dalam perbedaan kita. Budaya kita, arah hidup kita, sikap kita, selera bahkan trauma dan kenangan masa kecil kita. Kenanganlah yang mempersatukan kita dan ironisnya, kenangan pula yang memisahkan kita.

“Maaf......” ucapmu sambil merengkuh bahuku masuk kedalam pelukan berbingkai tulang belulangmu. Tak ada kata yang keluar dari mulutku dan juga mulutmu. Aku bersandar di selangka kurus itu tanpa membalas pelukannya sama sekali. Jauh didalam sini, hatiku terasa agak nyeri. Besok pagi aku akan pergi dan tak akan pernah kembali. Riwayat rasa ini, kusudahi sampai disini. Hidupku akan terus berlari, bagai peluru yang terus melaju dan tak lagi ingin melihat kemungkinan-kemungkinan dibelakang, kecuali yang terlihat di ujung matanya. Aku mengucap selamat tinggal keunguan pada masa lalu dan masa depan kami. Semua tamat hingga disini.

Yogyakarta, suatu pagi buta.

MEMBAKAR KENANGAN

My Favorite Writing:

aku ingat seorang teman lama pernah berkata :
kenangan adalah makhluk yang paling berbahaya
dimuka bumi ini. dia tak berbentuk, tapi sanggup
mencengkerammu kuat dalam arus masa lalu yang
diam-diam mematikan.

aku ke DT8. merangkul udara Bandung yang dingin
kuat-kuat. aku tidak memanggil kenangan untuk
datang menjemput, tapi mereka langsung merubung
bagai porter di stasiun kebon kawung setibanya aku
di Bandung. dimana kenangan hidup? dicelah hatimu?
atau di lempitan otakmu?

aku ke DT8. mengemas barang dan kenangan yang tersisa.
sedikit tertegun dan tercekat melihat ternyata begitu banyak
kenangan yang kutumpuk dalam kamar mungil itu. berkotak
kardus tak muat juga kupenuhi dengannya. berpuluh kardus
dipenuhi dengan kepingan-kepingan hatiku yang terserak dan
tertinggal disana. kamar lembab dipenuhi embun sisa air mata
dan liur tawa. aku teriris sedikit...

sore itu juga kujejalkan semua kenanganku dalam berpuluh kardus
bekas rokok dan aqua disebuah tong sampah besar ditepi rumah.
spiritus dan api segera berkawan menghanguskan bukti masa lalu.
mereka mencegahku..."kenangan tak akan bisa dibeli lagi..dan meski
kau kaya, kenangan terlalu mahal untuk dibeli."
tapi sore itu aku tetap tercenung didepan api yang meletup-letup.
berkeretak ribut melalap kemarin dan ribuan kemarin yang lain.....
mereka cuma tidak tahu, teman-teman tersayangku itu, meski aku
membakar habis semua kenangan tapi sesungguhnya aku masih merasa
sia-sia belaka. sebab aku tidak bisa membakar hatiku sendiri, yang
terlalu rajin mencatat detil setiap kenangan yang sekarang cuma jadi
tumpukan abu dan arang..........

dust to dust, ashes to ashes

mercredi 7 juin 2006

ANJREETZZZ....BLOG INI MELLOW SKALEE

CEMBURU

tak akan kusangkal rasa iri dan cemburuku
yang membawaku berandai-andai
jikalau aku bisa selembut gadis-gadis mawar yang hatinya begitu kau jaga.
jikalau aku dapat setegar gadis-gadis kaktus yang jiwanya begitu kau puja
jikalau aku mampu menjadi begitu tak peduli seperti gadis-gadis benalu yang kau suka
jikalau aku sedahsyat gadis-gadis anggrek hitam yang membuat hatimu terjaga
jikalau aku secerdas gadis-gadis beringin yang mengakar dan meneduhkanmu.

tapi ternyata aku memang bukan sesiapa.
bukan bunga yang membuatmu berbunga-bunga apalagi jatuh cinta
bukan pohon yang memberikan kenyamanan bersandar bagi hatimu
bukan pula rumput yang nyaman untuk tempat berbaringmu...

aku hanyalah setangkai kembang bulan
tumbuh rapuh dipinggir jalan yang biasa kau lalui
mengamati dan akhirnya iri pada bunga-bunga yang akhirnya kau petik.
musim berkejaran dan aku masih disini
berharap suatu hari kau akan datang kembali dan berbisik
bahwa hatimu telah kumiliki

NICE TRY

hari pagi buta (dibawah pohon willow kami berbicara)
aku akhirnya punya pacar (dia berkata terbata)
aku ikut senang (setengah mati kutahan air mata)
benarkah begitu? (matanya meminta)
apalah guna dusta? (ternyata perasaanpun tak kuasa jujur bercerita)
aku akan pulang padanya (berpaling aku dari matanya)
ya, tentu saja (kenapa ia tak henti berkata-kata?)
apa kau sungguh tak apa? (buat apa kau bertanya?)
surely yes (i said)
nice try! (he replied)
because your trembled fingertips are more honest than your lips!

ternyata

ternyata kesakitan jatuh bangun
saat jatuh cinta padamu
itu jauh lebih mudah
daripada membencimu....

ternyata menempuh ratusan kilo
hanya untuk menyentuhmu
itu jauh lebih ringan
daripada meninggalkanmu...

ternyata terkelupas berdarah karenamu
itu jauh lebih menyenangkan
daripada mencoba melupakanmu.

PIECE FROM THE BLAST

Bagaimana seharusnya kujelaskan retak-retak didada yang tertinggal
setelah dulu ia mencoba memakukan dihatiku,pigura besar dengan gambar
dirinya yang tak pernah tersenyum itu?

kurasakan telingaku memanas dijalari darah yang sedikit mendidih,
saat ia menceritakan kekasih barunya. meski aku juga menceritakan
hal yang sama, entah kenapa aku merasa...perasaannya pada kekasihnya
jauh lebih besar dari perasaanku pada kekasih-kekasih baruku.
dan sabetan rasa itu membuat hatiku melompat mundur sesaat...

"apakah kau membenciku? bagaimanakah perasaanmu padaku setelah semua ini?"
apakah perasaanku masih penting sekarang, sayang? jujurlah padaku.
aku memang seringkali muak dengan tingkahmu dan marah pada diriku sendiri
yang masih tetap saja menyayangimu setelahnya namun sejujurnya aku tidak
pernah membencimu. maafkan aku jika kau kini membenciku karena aku tidak
bisa membencimu...aku cuma tak bisa.
meski seringkali kau buat aku menggigil dalam kerinduan yang justru membara,
meski kau buat hatiku membeku, tak pernah benar-benar mencair pada panas
api yang lain (itu menyiksaku)...meski kau meninggalkan kaldera yang nyaris
mati setelah memuntahkan lava dan magmanya dihatiku..tapi aku tak pernah
bisa membencimu.

beginilah rupaku sekarang...
seperti yang kau lihat. Seperti ruang besar yang kosong tanpa perabot.
segalanya masih seperti dulu saat pertama kau datang dan mengisi ruang-ruangnya
dengan berbagai piranti yang kau pikir akan kau perlukan. sekarang semuanya
kembali seperti dulu, kecuali retak bekas paku saat kau berusaha menancapkan
pigura foto dirimu itu. close up dengan mata tajam dan bibir yang terkatup.
ayo, coba duduklah diruang tamu kita dulu.
mari kita coba sofa baru yang kini kau bawa. two seater love chair..meski tanpa
meja untuk naruh minuman pelepas dahaga setelah pengembaraan kita yang amat jauh.
lagipula, malam ini seharusnya kita tak lagi memikirkan hal lain,
kecuali kita berdua. berpelukan mesra dan saling menggenggam tangan tampaknya akan cukup sempurna untuk malam yang tinggal beberapa jam ini. bukan begitu?
dan itulah yang akhirnya kita lakukan. :)
aku bahagia sekali akhirnya kau lingkarkan juga lengan hitam kurusmu itu menyeberangi punggungku yang putih gemuk berbungkus kaus bolong-bolong yang
sengaja kupakai untuk ventilasi hatiku yang pastinya panas bergetar-getar.

sudah berapa lama semenjak malam itu?
dan akan ada berapa malam lagi untuk sampai pada kesempatan yang lain?
aku tidak tahu. mungkin sebaiknya juga aku tidak mencari tahu..
kita biarkan saja rasa ini mengalir menggerus diri masing-masing.
bila waktunya terjadi, pasti dia akan terjadi bukan?

*ya, aku juga merindukanmu selama ini.
otopsi hati itu untukku bukan?

kalau

kalau kamu mati,
tolong berikan matamu dan hatimu padaku..
supaya aku bisa memahami dunia dari sudut pandangmu
dan bisa menyelami dasar hatimu.
terutama,
untuk mengetahui di folder manakah
kenangan tentangku disimpan?
terutama,
untuk mengetahui bagaimana kau mengenangku
dan bagaimana perasaanmu padaku.

AL-BAQARAH:283

"On no soul doth Allah place a greater burden than it can bear.
It gets every good that it earns, it suffers every ill that it earns"

blue mood

Ada masanya orang tak ingin jadi apa-apa
Tak ingin jadi presiden Tak ingin jadi walikota
Tak ingin jadi orang kota Tak ingin jadi orang desa
Ada masanya orang hanya ingin jadi serumpun bunga
Yang tumbuh tentram di beranda

(Kidung Pot Bunga, Eka Budianta)

well, kenyataannya memang aku sedang
pointless.
gripless.
meaningless.
loveless.
sedang sering mengatupkan telapak didepan wajah
menunduk dan menggigit bibir kuat-kuat.
menengadah dan menghela nafas panjang-panjang.

jadi begitulah,]
sedang tidak tahu....
apa yang telah kulakukan
aku yang harus kulakukan
dan
apa yang akan kulakukan..

THEN I REALIZE IT NOW

I found it was love I was feeling to him.
he was in my thoughts from morning to night.
but for the very first time i was able to feel happy with an absent love. what had i got to lose, if i was asking for nothing in exchange?

i found it normal to feel jealous, although life had taught me that it was pointless thinking i could own another person (anyone who believes that is just deceiving himself!!). it was just a proof of fragility..a proof that i'm just a normal human being and it was all forgiven :)

i read a line that said : the strongest love is the love that can demonstrate its fragility. if my love is real, freedom will conquer jealousy and any pain it causes me. pain is part of my process. that's all i need to BELIEVE. whenever i told my self I'm ready to fall in love with somebody, it have to be prepared for a daily dose of pain and discomfort.and i know i should have been good on it because ihave reached my limit

I've been thinking about him a lot. I've been thinking about us a lot. and i realize that I didn't go into this room only by chance. well, i guess really important meetings are planned by the souls long before the bodies see each other. but if now I really have to end it, at least I know that I love him that much no matter how hard he keep pushing me aside in the end.

I know that i have to leave now.
I love him and that's what I'm going to do: leaving him
upon his request. I just want him to be happy even when
it means that he's happy without me, i have to respect it.
so, this is it.
this is my final words:
I LOVE YOU, GOODBYE.

DI CERLANGMU

Matamu adalah tembang padang ilalang
yang tiba-tiba dipenuhi kupu-kupu terbang
setiap saat kita bercerita tentang
apa rasanya kembali pulang.

Matamu adalah nyanyian ladang gersang
yang dihujam hujan dan berkilat petir
tempat kutemukan badai tanpa angin
dan kudengar desau kebisuan yang berbicara

Matamu menjelma suhuf-suhuf dongeng
yang mengisah sepi sunyimu di tengah canda
dan canda tawamu di tengah sepi
dimana kubaca lembar-lembar cerita dirimu yang sebenarnya.

Matamu serupa puncak gunung berkabut
tinggi, tak tergapai dan menggigilkan hati
teduh hutanmu menyesatkanku
jurang-jurangmu memerosokkan aku.

Matamu menyimpan ketakterdugaan laut.
meski jernihmu membuatku tak ragu menyelami dasar hatimu,
sesekali keruh badaimu menghempas karam biduk kecilku
lalu kembali memanggilku untuk berlayar bersamamu...

Matamu bagiku dunia,
tempat aku menemukan makna dan cinta
meski kadang aku terluka.


untuk mataku

HOW DO I FEEL?

cinta adalah sebuah rasa yang muncul ketika fantasi-fantasimu hancur tentang obyek cintamu , ketika kau melewati fase 'merah-biru-ungu' hati ...kekosongan yang amat luas, tanpa kursi, surat kontrak, logika, janji , ( bottomline : do you feel it, or you just pushing 2 hard 2 feel it, or by favourite mistakes of humankind : try to make it a concept, memoirs ?

" hati-hati, hati...." ( buat dua hati..)

vendredi 2 juin 2006

...

Adalah karena
Kaulawan
Sunyi
Saat seharusnya
Kau memeluknya

Adalah karena
Kau balut luka
Saat seharusnya
Kau biarkan
Ia
Mengering
Pada saatnya
Pada musimnya

Adalah karena
Kau coba tenangkan
Rasa gatal-gatal itu
Saat seharusnya
Kau menggaruknya

jeudi 16 mars 2006

:: 2.24.2005 ::
bianglala terbakar sudah, ALINA
seperti keningmu yang berdering
hingga kita runtuh di jalan raya
membaca cuaca yang hamil tua
sedang suara-suara mengalir
menjadi luka-luka
:: 3.29.2005 ::
IDDAH

Ibarat janda yang telah usai masa iddahnya.
Setelah 3 bulan 2 hari,
surga kecil dibarat itu kembali mengundang.
gempa datang berguncang.
delapan koma tujuh skala richter katanya.
tiga ratus satu nyawa meregang melayang..
untung saja tsunami tak lagi menerjang.
adakah seratus dua puluh ribu nyawa lain
memohon mereka tuk datang?
atau cuma terlalu kesepian di surga
yang mendadak penuh berjejal
sejak sehari setelah natal?
atau beginilah seharusnya wajah dunia.
lahir dan mati itu biasa.
mungkin hari ini ada tiga ratus satu bayi
terjadwal lahir mengganti mereka yang mati.
apapun itu,
bumi memang semakin renta
dan manusia masih tetap buta
kita pantas berduka

*gempa 8.7 skala richter kembali mengguncang
kep. Nias dan Simeuleue. tepat 20 hari setelah
pesta kepiting raksasa kiriman dari Simeuleue.
I FOUND IT SOMEWHERE
hehehe....

KEPADA SIAPA
kepada Neruda aku berbicara metafor
kepada Barthes aku berbicara tanda
kepada Baudrillard aku berbicara realitas
kepada Sartre aku berbicara eksistensi
kepada Nietzche aku berbicara manusia
kepada Guevara aku berbicara revolusi

tapi hanya kepada kamu aku berbicara cinta

PADA SEBUAH BISA YANG BERLARI KENCANG

pada sebuah bis yang berlari kencang
kutitipkan sebagian masa depan
agar teredam keinginan menengok ke belakang

kulewati pasar malam yang hingar bingar
dan ribuan nisan dikuburan yang sepi dan nanar
juga ratusan persimpangan yang tak pernah punya
lampu lalu lintas yang menyala dengan benar

tapi aku tak lagi terpukau ataupun hirau.

pada sebuah bis yang berlari kencang
kupejamkan mata dan menghalau kenangan-kenangan usang
yang dari tadi tak juga bisa terbuang

-terkenang masa-masa menerawang bintang, dari balik jendela Kramat Djati Bandung-Yogya-Bandung...thats me-

ARCHITEACH100404

matahari bulat merah mulai membenam diantara
rangka-rangka beton yang mencuat bagai tulang
bangkai dinosaurus tua didepan kita
saat kau tarik aku melupakan masa silam
dan masuk ke dunia lolipop yang penuh warna warni
dan wangi parfum dan boneka-boneka porselin
yang bisa bicara dan berjalan kesana kemari
diantara palem-palem stainless steel warna toska
yang memayungi kita.

dendang asmara penuh gula-gula merdu dari diafragmamu
menyelinap keluar dari bibir tipis yang kupuja itu
dan hinggap menambur gendang telingaku
biarlah louis vuitton jadi saksiku meminangmu
apa kau ingat bisikan penuh goda buah khuldi flavoured
yang kau julurkan dibawah eskalator yang kita anggap
stairway to heaven itu?
(ahh...andai aku bisa berbuat lebih dari sekedar
memutar kembali kenangan yang tak bisa kugapai itu)
dan dengan segenap ketololan Adam saat menerima buah
pengetahuan itu dari Hawa, aku menyambutnya sepenuh asa.
aku hampir pasti saat itu mata bulatku yang tolol
berkerjapan penuh sinar seperti lampu-lampu panggung
kontes pencarian bakat yang selalu dimimpikannya
dan kau tertawa bahagia merentang tangan menengadah
menangkap serbuk kerlip cinta yang bertebaran dihembus
dingin air conditioner enam belas derajat celcius,
dengan kepuasan seorang penyanyi yang menang kontes yang
selalu diakhiri dengan taburan kertas-kertas perak
diantara air mata bahagia saat berhasil memenangkan hati
penonton dengan gayanya yang simpatik dan dramatis.
Cut!
dan adegan inipun akhirnya tercatat sebagai
awal sekaligus akhir episode premier sebuah
sinetron lepas murahan yang tak berkelanjutan
dengan akhir bahagia
sebagaimana yang diharapkan penonton.

kenangan atas almarhum
Architeach
lahir : plaza senayan,jakarta,100404
wafat : gg.halmahera,yogyakarta,281104

PATAH HATI (terkenang lelaki Tolaki)

Pacarku memilih pergi
dan ikuti titah sang mami
untuk cari istri yang super baik hati
seperti yang ada dalam iklan sabun cuci

pacarku akhirnya memilih angkat kaki
penuhi perintah keluarga untuk menikahi
istri berbakti didikan pak kiai
seperti contoh dalam sinetron televisi
yang kejar tayang saban bulan suci

pacarku bilang ia tak akan pernah kembali
sebab itu lebih baik tak usah dinanti
dan jangan pernah kenang semua ini didalam hati
perlahan ia berbisik nyaris tak berbunyi :
"Maafkan aku, Kiki"

28/11/04

BESOK

:: 5.04.2005 ::

BESOK,
buat Fear dan calon istrinya :

Kutitipkan kata pada-Nya lewat malaikat kecil yang singgah ditepian malamku.
"tolonglah tiupkan layar perahu mereka agar tiba hanya pada-Mu.
dan biarkanlah mereka mengail bentuk-bentuk pipih keperakan dari biru laut-Mu
dan menyuling asinnya menjadi bergelas-gelas kehidupan.
Tebarkanlah kapas-kapas putih diatap biru mereka agar teduh dari teriknya matahari.
hamparkan sutra lembayung jingga terindah disetiap langit senja mereka,
bulatkanlah bulan yang jaga lelap lelah mereka
dan biarkanlah jemari mereka saling genggam erat dan saling menguatkan
dalam menghadap gelombang laut dan tajam karang-Mu.
Malam ini kutagih janji-Mu untuk selalu membahagiakan mereka yang saling mencinta.
Boleh kan, Tuhan?


BESOK ,
buat saya dan mantan pacarnya

Ketika kabel-kabel tak lagi menghantarkan suara-suara merdu
yang dipenuhi rindu
dan
Mobil-mobil tak lagi berlarian jakarta-kudus-jakarta-kudus
ketika
kereta-kereta tak lagi tergesa menggesek lajur-lajur besi
sepanjang bandung-yogya-bandung-yogya
ketika pesawat-pesawat tak lagi beterbangan hinggap di
jakarta-yogya-jakarta-yogya
dan ketika
kotak pos kita tak lagi dipenuhi amplop-amplop coklat tebal
berisi kata-kata merah jambu yang membuat pipi bersemu..

kuharap kita masih bisa bertemu

MAIN API

MAIN API

Nenekku selalu bilang:
"Nenekku dulu bilang bahwa neneknya bilang
bahwa neneknya nenek nenekku bilang :

Jangan bermain api kalau kau tak ingin terbakar
Sebab lembar-lembar yang lusuh seperti kamu
amat rapuh terbakar hangus.
dan....
kamu bukan serat sintetis impor yang tahan api..
kamu hanya kain katun lusuh biasa
hasil pintalan dari kapas yang kami tanam dibelakang rumah
jadi ...
jangan bermain api kalau kau tak ingin terbakar"

5 september 2005

SOMEWHAT RINDU

Ketika akhirnya jejak itu berhenti tepat di bibir laut
aku tahu....
aku tak bisa lagi mengikutinya.

mungkin ia berenang menjelma deni manusia ikan
mungkin juga ia tenggelam tak berdaya dilanun ombak
mungkin juga ia berlayar
mengikuti garis tak terlihat yang juga membawa
colombus dan vespucci mencari tanah harapan...

mungkin suatu hari nanti dia kembali
entah sebagai pahlawan atau pecundang
entah utuh, terluka atau tinggal kerangka.
tapi....
mungkin juga suatu hari nanti dia tak lagi kembali.
aku tak tahu...

yang kutahu,
ketika akhirnya jejak itu berhenti tepat dibibir laut
aku tahu....
aku tak bsia lagi mengikutinya.

sebab laut ini terlalu luas.
sebab laut ini bukan hanya milikku...
sebab aku tahu dia sengaja pergi dariku.

aku tahu...
tapi somewhat, aku rindu.....

Medio Mei 05

Rayuan Pulau Kelapa 2

Seperti semut yang mati ditengah-tengah gula,
demikian aku mati ditikam cinta merah muda...

adakah kau rasa yang sama?

Rayuan Pulau Kelapa 1

Bulan kelinci merah jambu
dari abang untuk adik yang tersipu
langsung dituai dari langit biru beledu..

"ini, dik...tanda cintaku padamu..."

Dari Noya untuk Mama

Dimana kau sembunyikan sayap kecilku, mama?

..............
..............
Aku ingin terbang,
menjelang malam terlarang
yang resah dimusuhi bintang

Yogyakarta,somewhere in April 04

FIRASAT

Dalam mimpi indah tentang kita semalam,
tiba-tiba kulihat sayapmu patah sebelah...

entah mengapa,
hingga kini aku merasa amat resah

MALARINDU TROPIKANGEN

Dokter tua berambut kribo itu menganggukkan kepalanya pasti "Tidak salah lagi., menengok simptom yang ditunjukkannya..anda positif, nona!", begitu katanya sambil memandang lagi hasil rontgen toraks-ku yang masih tertempel di boks neon dibelakangnya.
"Saya sakit apa dok? positif apa? tubercolosis?ashma bronchiale?avian influenza? apa dok?"
ia berdehem pelan..."ini penyakit langka..dan, jarang sekali saya menemukan kasus akut dan kronis seperti yang anda idap ini, nona kecil"
Aku menjadi semakin tidak sabar "akut dan kronis? saya sakit apa dok? bahayakah itu?"
Dokter itu menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursinya yang empuk..."ini penyakit yang hanya menyerang hepar..hati. untuk kasus anda ini, bila tidak segera ditangani lebih lanjut, saya khawatir anda tidak akan dapat bertahan lebih dari...hhh...ck! satu tahun.."
Lututku seperti copot..."kalau lewat dari itu dok?"
Ia menggenggam tanganku..."maaf, anak muda...kemungkinannya...amor mortae...game over..biiippp...flatline", lalu tangannya yang kisut kini mengarah pada foto torax tadi,
"Malarindu tropikangen bukan penyakit menular ataupun genetis. ini penyakit mematikan yang sudah ada sejak jaman dinosaurus...dari jaman saat bumi masih dalam angan. sejauh ini, sudah diketahui penyebabnya adalah virus in-lovus. virus merah muda ini bekerja secara tak terduga dan biasanya menumpang hidup pada inang atau carrier. benar2 misterius, masa inkubasinya tak bsia diprediksi dan belum tentu seorang carrier bisa menyebabkan ini pada semua orang. ada semacam...seleksi begitulah. gejala awalnya biasanya adalah meningkatnya debaran jantung yang meningkat drastis saat penderita mengadakan kontak pendengaran atau penglihatan langsung dengan carrier in lovus dan pada simptom yang loebih lanjut bahkan ditandai dengan meningkatnya produksi kelenjar keringat saat berdekatan dengan carrier..."
aku masih terpana dengan penjelasan dokter tua itu..."lalu?"
"bila kita membuka hepar pasien penderita malarindu tropikangen stadium lanjut, kita akan segera mendapatkan bahwa hepar itu sudah terkontaminasi oleh abjad-abjad nama atau detail pribadi si carrier! ini bayangkan! penyakit ini juga menimbulkan kelumpuhan otak...in lovus yang ganas dapat memblokir pandangan penderita terhadap orang-orang dan lingkungan sekelilingnya. in lovus membangun sistem memori baru yang hanya bsia mengingat carrier yang membawa in lovus tersebut. tidak ada orang lain lagi. ini bahaya! kadang penderita juga sampai tidak makan atau minum karena kelumpuhan otak itu. malarindu tropikangen pada tahap ini bisa menimbulkan komplikasi fractal pada hepar..keretakan hati seperti yang kita lihat pada hasil rontgen anda ini...hmmm, lihat...seperti yang anda alami bukan?"
aku bergidik, membayangkan seseorang yang sepertinya carrier virus sialan ini bagiku...bayangan sosoknya memang melulu mengisi benak dan hatiku belakangan ini. aku berdebar-debar menginginkan keberadaannya setiap saat di sampingku, otak dan hatiku terblokir...
"itu belum seberapa, pada stadium akhir biasanya keadaan ini lebih parah lagi. anda akan mulai berhalusinasi...anda mulai membayangkan apa yang mungkin tdiak bisa anda dapatkan, anda mulai terobsesi dengan carrier in lovus dan secara sukarela merasa cemburu dan posesif. ahh, ini mengerikan! cemburu dan posesif itu adalah bunuh diri bagi hati, nona. banyak orang tidak dapat bertahan melalui stadium ini...yah, memang jarang orang mengerti bahwa memiliki orang lain sepenuh jiwa raga itu sangatlah tidak mungkin.."
aku memberanikan diri bertanya, "saya sendiri..kalau memang dokter bilang akut dan kronis...hmmm,sudah berada dalam stadium berapa dok?"
"tiga...masih bisa diselamatkan dengan obat dan ketekunan serta disiplin anda sendiri" jawabnya singkat sambil mengaduk-aduk isi lacinya yang awut-awutan, "saya akan berikan obatnya..."
perutku mulai mual...ah, kenapa dia harus menjangkitiku dengan penyakit ini?
"mungkin anda pernah mendengar bahwa bangsa-bangsa cina dan arab kuno gemar menggunakan opium atau candu sebagai obat, nona?"
"wah! jangan dok...saya nggak mau jadi pecandu. kecanduan carrier in lovuis saya yang ini saja sudah bikin hidup saya merana!"
"hahaha...ini candu istimewa nona, temuan seorang jerman bernama Nietzsche. nama candu ini adalah Agama...ini, ahh...cobalah. mudah saja..pemakaiannya lima kali sehari. saya beri buku manualnya sekalian. semua petunjuk bertahan hidup ada didalamnya"
aku menerimanya agak ragu tapi segera mendapatkan ketentraman darinya....
"obat kedua...ini ada kapsul kesabaran...sering-sering anda telan bilamana semua gejala malarindu tropikangen meningkat. kombinasi obat pertama dan kedua ini cukup menenangkan, cukup efektif kalau anda disiplin menenggaknya. disiplin itu kuncinya, nona..."
"kalau saya lupa?"
"jangan ada kata kalau...turuti saja kata-kata saya. ingat..anda cuma punya waktu setahun...kalau anda gagal menjalani pengobatan ini..kemungkinannya cuma dua, kami harus mengamputasi hepar anda atau melobotomi otak anda atau yang lebih parah..amor mortae...mati!
"ada pantangannya, dok?"
" hmm...ya, olahraga, ibadah...seperti biasa...dan jangan terlalu banyak mengonsumsi cinta-cintaan apalagi yang semu..too much love will kill you", dokter Brian May berkata lagi...."bertahanlah, nona...saya tidak ingin anda jadi korban malarindu tropikangen seperti saya...lumpuh hati dan otak...saya tahu anda bisa, nona"

-setelah tiga hari terkapar oleh radang-radang itu...hmm, rapotan tinggal 5 hari lagi-

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Dengan menyebut nama ALLAH, blog ini resmi aku buka.