lundi 13 novembre 2006

i love you for sentimental reasons

Kadangkala aku bertanya-tanya bagaimanakah kelak episode ini berakhir? Apakah kisahku dengannya akan ditutup dengan kalimat “dan merekapun hidup bahagia selama-lamanya” bak dongeng Cinderella? Aku tak tahu. Lagipula, bagaimana kau mendefinisikan bahagia, apalagi dengan embel-embel ‘selama-lamanya’? seberapa lamakah selama-lamanya itu? Adakah bahagia yang selamanya macam itu? Ah, pernahkah kau bertanya-tanya juga, apa yang terjadi pada Cinderella dan pangerannya setelah kata “bahagia selama-lamanya”? Bagaimana cara mereka mengatasi masalah dan berbaikan lagi setelah mereka berselisih paham dan bertengkar karena hal-hal yang mungkin seharusnya tidak dipertengkarkan? Apakah Cinderella dan pangeran masih bergenggam tangan dan menatap mesra saat mereka sudah berusia senja? Apakah kita akan bersama dan hidup bahagia selamanya? Aku sungguh tak tahu. Tapi aku ingin sekali berkesempatan mencoba kemungkinan-kemungkinan itu.

Ada berapa kemungkinan cerita yang mungkin kumiliki dalam sepenggalan kisah hidup? Kisah ini bisa berlanjut menjadi kisah yang mana saja. Aku berdebar setiap kali memikirkan belasan bahkan puluhan kemungkinan arah selanjutnya kisahku dengannya. Aku seringkali merekonstruksi lagi kenangan-kenangan dengannya dan kadang aku mengulang beberapa bagian yang kusukai sampai beberapa kali. Aku tak punya banyak benda yang bisa kukenang darinya, kecuali kenangan-kenangan kami. Apakah ia juga pernah memikirkanku dan mengenangku? Aku tak tahu...

Aku tak percaya akhirnya kukatakan juga semua perasaan ini kepadanya. Banyak orang berpikir perempuan seharusnya diam. Menunggu. Berburu dengan pasif. Tapi kali ini aku tak bisa seperti itu lagi. Aku akan mengatakan apa yang bisa kukatakan hari ini, karena mungkin saja esok aku tidak akan punya kesempatan untuk mengatakan padanya. Aku tidak ingin menyesalinya. Aku tidak ingin menimbun lebih banyak harapan dan kenangan bila perasaan tidak berbalas. Mungkin ini hanya semata masalah waktu: sekarang atau nanti.

Ah, andai aku bisa memiliki waktu...
Tapi itu tak mungkin. Tak seorangpun bisa menggenggamnya atau menahan lajunya. Aku tengah berpacu dengan waktu, mungkin ia juga begitu...kita tak pernah tahu atau sadar betapa lajunya waktu berlari. Tahu-tahu pesta dansa Cinderella sudah hampir selesai. Jangan sampai kereta kencana berubah lagi menjadi labu sebelum aku sempat menaikinya dan tiba di rumah dengan selamat. Aku hanya merasa harus melakukan apa yang harus kulakukan.

Sebab itu kukatakan padanya, pemuda yang menyengat hati itu bahwa aku sangat menyayanginya dan merasa begitu beruntung pernah mengenalnya. Ia membantuku menjadi orang yang lebih baik dan ia membuatku percaya adanya ketulusan yang tak pamrih. Kuharap ia juga merasakan apa yang aku rasakan. Pun andai tidak, aku ingin meminta ijinnya untuk boleh terus menyimpan kenangan tentang dirinya dalam sudut khusus yang terjaga aman di hatiku dan aku ingin meyakinkannya bahwa ikatan hati kami tak akan kubiarkan renggang apapun yang terjadi. Aku masih menunggunya disini. Aku ingin dia tahu bahwa ada seseorang di dunia ini yang teramat menyayanginya dan menunggunya kembali...

for my beloved soulmate, whoever you are God gave me :)
...i know somewhere, there is someone waiting for me.

1 commentaire:

PROYEKKATA a dit…

Aku lebih suka kalau ide Cinderella tetep jadi babu meski dah nikah...dan makin bete karena sekarang harus ngepel ruangan seluas istana.

Lalu sleeping beauty diceraikan suaminya karena tidur mulu..nggak kerja...

hahahahaha......
Nggak ada bahagia yang melulu bahagia. yang ada bahagia yang ikhlas menerima saat2 nggak bahagia yang pasti pernah hadir dalam hidup