jeudi 16 mars 2006

ARCHITEACH100404

matahari bulat merah mulai membenam diantara
rangka-rangka beton yang mencuat bagai tulang
bangkai dinosaurus tua didepan kita
saat kau tarik aku melupakan masa silam
dan masuk ke dunia lolipop yang penuh warna warni
dan wangi parfum dan boneka-boneka porselin
yang bisa bicara dan berjalan kesana kemari
diantara palem-palem stainless steel warna toska
yang memayungi kita.

dendang asmara penuh gula-gula merdu dari diafragmamu
menyelinap keluar dari bibir tipis yang kupuja itu
dan hinggap menambur gendang telingaku
biarlah louis vuitton jadi saksiku meminangmu
apa kau ingat bisikan penuh goda buah khuldi flavoured
yang kau julurkan dibawah eskalator yang kita anggap
stairway to heaven itu?
(ahh...andai aku bisa berbuat lebih dari sekedar
memutar kembali kenangan yang tak bisa kugapai itu)
dan dengan segenap ketololan Adam saat menerima buah
pengetahuan itu dari Hawa, aku menyambutnya sepenuh asa.
aku hampir pasti saat itu mata bulatku yang tolol
berkerjapan penuh sinar seperti lampu-lampu panggung
kontes pencarian bakat yang selalu dimimpikannya
dan kau tertawa bahagia merentang tangan menengadah
menangkap serbuk kerlip cinta yang bertebaran dihembus
dingin air conditioner enam belas derajat celcius,
dengan kepuasan seorang penyanyi yang menang kontes yang
selalu diakhiri dengan taburan kertas-kertas perak
diantara air mata bahagia saat berhasil memenangkan hati
penonton dengan gayanya yang simpatik dan dramatis.
Cut!
dan adegan inipun akhirnya tercatat sebagai
awal sekaligus akhir episode premier sebuah
sinetron lepas murahan yang tak berkelanjutan
dengan akhir bahagia
sebagaimana yang diharapkan penonton.

kenangan atas almarhum
Architeach
lahir : plaza senayan,jakarta,100404
wafat : gg.halmahera,yogyakarta,281104

Aucun commentaire: