dimanche 19 août 2007

DAYS OF A DAY BEFORE MY BIRTHDAYS

1999
Kupandang langit malam yang bertudungkan manik-manik pijar bintang dari ketinggian Bandung yang dingin dan sendu. Inginnya aku terbang diantara cerlang bintang dan merengkuh terangnya yang diam-diam meradang. Begitulah bintang, begitulah aku...hanya bisa terdiam memandang kembali semuanya dari kejauhan, menahan segala kerinduan pada masa kanak-kanak yang penuh kebahagiaan. Tawa dan mainan, dongeng dan empeng, ceria dan cerita, dekat dan jauh dari kedua orang tua ...Aku kini berusia dua puluh satu, tak lagi kanak-kanak, aku sudah tua tapi belum dewasa.


1978
Hujan masih saja menggigilkan pojokan Bandung. Seorang calon ayah terkejut bahagia kala maghrib itu dilihatnya seorang teman berdiri di depan pintu rumahnya. Ahhh, kau rupanya! masuklah..lama sudah kita tak bertemu! Lelaki yang berdiri di depan pintu rumahnya menggeleng cepat, lalu bergegas menyorongkan sebuah amplop coklat yang ia yakin sebenarnya tak akan pernah dapat mengganti segala jasa dan budi baik sang calon ayah pada dirinya.
Calon ayah itu tertegun haru, ia tak pernah mengharapkan semua ini. kebaikan tak akan pernah menjadi kebaikan manakala pamrih menguntit di belakangnya. Lelaki itu tetap menjejalkan amplop coklat itu dan memeluknya sebelum bergegas pergi dibawah rinai hujan yang belum juga bosan. Calon ayah bergegas menemui istrinya, berdua mengucap syukur dan berkata pada si bayi yang tengah bergelung dalam hangatnya rahim ibunda, sambil tersenyum dan mengelus bulat perut ibunda, ini rizkimu, Rizki...


2003
Kupandang langit malam yang bertudungkan manik-manik pijar bintang dari balik jendela Kramat Jati yang dingin dan lelap. Siluet sawah membentang bagai beludru hitam menutupi petang. Kisah hidup terkenang dalam kerjapan-kerjapan mata di tengah gelap. apa yang kiranya tengah kukenang? apa yang sedang kulakukan sekarang dan apa yang kiranya akan segera kujelang?
Yogyakarta menghampiriku kala malam mulai tergelincir ke dini hari. Sendirian saja aku berjalan menyusuri Poncowinatan, menyusuri Malioboro hingga Ngasem, menjelajahi Terban hingga Kauman. Sendiri, mengikuti kehendak hati mencari hilangnya jejak diri yang hilang ditelan riuh rendahnya deru mesin-mesin penenun kain dobi, memunguti makna diri yang raib terselip di sela dentaman musik yang membuatku bergoyang hingga menjelang pagi, menelisik lagi kemana hilangnya iman yang dulu selalu memberiku kekuatan. Sendiri dalam pandangan yang mulai kabur, tak bisa lagi bedakan mimpi dan kenyataan, keringat dan air mata yang terus berlinangan, harapan dan kecemasan...
Mama, ijinkan aku kembali bergelung dengan aman dalam hangat rahimmu yang nyaman.


2007
Dalam sujudku, kulantunkan do'a dengan segala kerendahan hati padamu Ya Rabb, Tuhan semesta alam, yang memiliki hidupku dan bahagiaku, yang mengalirkan airmataku dan menghapuskan segala lukaku.
Allahu Rabbi...aku tak akan meminta kekayaan kepadaMu, sebab kutahu dunia tak akan pernah cukup untuk memuaskan dahaga manusiawiku akan materi. Allahu Rabbi, akupun tak akan meminta agar aku diberi umur yang panjang, sebab aku tahu mungkin saja aku akan semakin lama menyia-nyiakan usiaku. Allah terkasih, akupun tak akan meminta agar aku diberi bahagia, sebab aku tahu kadang bahagiaku malah akan membuat hati yang lain terluka ataupun merana.
Ya Allah, dalam tangis sujudku...aku hanya meminta kepadaMu dengan sepenuh hati setulus diri, agar kau sudi memberikan padaku sebentuk keikhlasan. Keikhlasan yang mampu membuatku merelakan tawa, tangis, bahagia, amarah, perjuangan, kemenangan dan kekalahan yang pernah berlalu, yang kini kualami dan akan kualami. Yang bisa membuatku sanggup mengerti bahwa tiada sesuatupun yang abadi dan hanya kepadaMu semuanya akan kembali. Tak kuminta bahagia, sebab tanpa ikhlas...segala yang tampak sebagai kebahagiaan hanya akan terasa sebagai kekalahan, segala yang tampak kemilau hanya akan makin membuatku risau dan galau, segala yang tampak indah akan terasa menjemukan, buruk dan membuat gundah.
Maka, malam ini...sebelum usiaku bertambah satu dan hidupku berkurang satu, kumohon dengan segala kerendahan dan kenistaan diri yang tak berarti ini...berilah aku ya Allah, ya Tuhanku, Raja segala di raja, Kekasih dari segala kekasih...sebuah keikhlasan untuk menjalani hidup sepenuh-penuhnya, sebelum penyesalan datang di akhir nanti.

Aucun commentaire: